Selasa, 05 September 2017

ASEAN sebagai sarana sinergi pembangunan ekonomi berlandaskan asas kekeluargaan




Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) adalah sebuah organisasi regional yang bertugas sebagai fasilitator kerjasama antarnegara Asia Tenggara. ASEAN merupakan bentuk kemitraan dalam hal politik, ekonomi, keamanan dan sosial budaya yang lebih luas. Indonesia sebagai salah satu penggagas berdirinya ASEAN pada 8 Agustus 1967 melalui Adam Malik, tentunya benar-benar mengharapkan banyak hal dari kemitraan yang terjalin dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sebagai sebuah komunitas (organisasi), ASEAN diharapkan mampu menjembatani terwujudnya nilai-nilai dasar kemanusiaan seperti kebebasan, kedamaian, keamanan, keadilan dan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat masing-masing anggotanya.
Meskipun demikian, ASEAN tidak akan campur tangan sampai ke bawah payung institusi suatu negara. Negara-negara anggota memiliki hak untuk menjaga eksistensi nasionalnya masing-masing. ASEAN sebagai sebuah costume unions memiliki fungsi untuk menghilangkan hambatan perdagangan internasional dan menjamin terintegrasinya perekonomian di wilayahnya. Integrasi sistem ekonomi tentunya akan tetap menyentuh payung konstitusi suatu negara. Akibtanya, ada banyak transisi sistem pada suatu negara yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, ASEAN sangat penting dalam menjamin transisi yang terjadi tidak serta-merta merevolusi konstitusi suatu negara.

Layaknya Adam Malik yang mewakili bangsa Indonesia pada saat menggagas berdirinya ASEAN, pemuda dituntut untuk memiliki semangat dan pengetahuan yang mendalam mengenai dimensi internasional Indonesia. Sebagai pemuda Indonesia, aku tentunya berharap banyak pada peran organisasi internasional dalam mewujudkan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat negara-negara anggotanya. Karena berdasarkan data Asian Development Bank, peningkatan gini rasio di negara-negara Asia Tenggara cukup tinggi. Padahal, sejatinya pertumbuhan ekonomi yang terjadi cenderung stabil dan membaik.
Meskipun penyelesaian masalah kesenjangan merupakan wewenang pemerintah suatu negara, tetapi ASEAN terlibat dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik. Itulah alasannya mengapa ASEAN perlu meningkatkan perannya dalam mengatasi kesenjangan.
Seperti telah disinggung sebelumnya, berbagai bentuk kerjasama dalam pengintegrasian sistem ekonomi oleh ASEAN turut mengubah sistem-sistem yang ada dibawah konstitusi suatu negara. Ditambah lagi dengan wacana Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang membentuk pasar tunggal dan basis produksi dengan komponen arus bebas barang dan jasa, investasi dan modal, serta tenaga kerja terampil. Sejatinya memang dengan terimplementasikannya MEA akan menciptakan ekonomi regional yang kompetitif, pembangunan ekonomi, dan integrasi dengan ekonomi global. Pertanyaannya, apakah mampu menciptakan keadilan ekonomi? Apakah MEA dapat mengatasi masalah pembangunan ekonomi? Apakah ini berarti bahwa ASEAN akan menjadi sebuah economics unions seperti Amerika Serikat dan negara-negara bagiannya?
 Sebagai pemuda ASEAN, aku berharap transisi sistem yang terjadi bukanlah sebuah revolusi. Secara sudut pandang pragmatis, integrasi ekonomi akan menciptakan proses evolusi dengan variasidan inovasi. Lewat inovasi dan inovasi, masyarakat akan semakin kompetitif. Tetapi, secara sudut pandang konservatif aka nada banyak sistem-sistem yang dikorbankan seperti pengetahuan yang dipertahankan dan aturan lama. Semuanya akan perlahan-lahan berubah seturut dengan perkembangan inovasi dan variasi. Akibatnya, ekonomi tradisional mungkin akan ditinggalkan.
Kompetisi ekonomi juga akan menyisihkan banyak orang dan memperbesar jurang kemiskinan dan kekayaan. Artinya, orang-orang miskin dengan akses yang rendah terhadap layanan infrastruktur dasar seperti pendidikan dan kesehatan akan terdepak dari arena kompetisi ekonomi. Sementara itu, segelintir orang yang telah benar-benar siap dengan kualitas mumpuni akan menguasai arena kompetisi ekonomi sepenuhnya. Dengan begitu, kesenjangan akan semakin tinggi dan terus-menerus menjadi masalah pembangunan ekonomi negara-negara anggota ASEAN.
Pada dasarnya, rencana ASEAN memang bertujuan baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan tentunya telah memiliki sistem institusi yang jelas. Wewenang dan batasannya memang tidak akan sampai menggoyahkan ideologi suatu negara. Sebab, negara-negara anggota memiliki sistem institusi yang berbeda-beda sesuai ideologi bangsanya. Hal ini juga bukan berarti bahwa ASEAN akan mengarah menjadi sebuah economic unions.
Aku ingin ASEAN benar-benar fokus pada perannya dalam mendorong pembangunan ekonomi yang merata, bukan sebaliknya memperlebar kesenjangan. Integrasi ekonomi yang dilakukan harus mampu mewujudkan tujuan ekonomi, yaitu kesejahteraan bagi semua bangsa. ASEAN harus dapat menjadi sentra kolektivitas dalam penyelesaian masalah kesenjangan agar tidak ada perbandingan yang menyolok antara negara (masyarakat) miskin dan Negara (masyarakat) kaya. ASEAN harus mempertajam perannya terhadap permasalahan pembangunan ekonomi negara-negara anggota, bukan semata-mata menekankan kompetisi ekonomi. Intervensi ASEAN sebenarnya sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah pembangunan ekonomi. Harmoni hubungan kemitraan antaranggotanya harus sampai pada sebuah kepedulian satu dengan yang lain. Sebab, kesenjangan bukanlah hanya masalah satu bangsa saja, melainkan semua bangsa.
Lingkup regional ASEAN pada dasarnya harus sampai pada hubungan kepedulian diantara masing-masing anggotanya. Kepentingan kesejahteraan berbagai lapisan struktur masyarakat suatu bangsa mesti ditempatkan sebagai pilar utama pembangunan ekonomi secara kolektivitas oleh bangsa-bangsa. Bentuk-bentuk intervensi yang dilakukan dapat berupa penguatan pembangunan infrastruktur dasar seperti pendidikan, kesehatan demi meningkatkan kualitas serta daya saing tiap individu. Misalnya, melalui MEA dialokasikan tenaga pengajar yang kompeten hingga ke daera-daerah terpencil. Negara yang memiliki keunggulan bidang tertentu kiranya dapat bersikap lebih peduli terhadap kekurangan yang ada pada negara-negara yang memiliki kelemahan dalam bidang tertentu. Dengan begitu akan menciptakan proses timbal balik yang benar-benar mampu menyelesaikan masalah pembangunan ekonomi masing-masing negara anggota.
Hal itu memang tidaklah mudah karena seperti sebelumnya telah di katakan bahwa setiap negara memiliki hak dan wewenangnya masing-masing sesuai ideologi bangsanya. Untuk itulah ASEAN perlu mempertegas aturan-aturan yang ada dan mensinkronisasi sistem-sistem antarbangsa anggotanya. Fokus batasannya ialah membantu menyelesaikan masalah-masalah pembangunan ekonomi, bukan masuk ke dalam sistem konstitusi suatu negara. Bukan dengan maksud untuk menghilangkan peran kemandirian suatu negara untuk menyelesaikan permasalahan bangsanya. Tetapi, pentingnya intervensi ASEAN dalam masalah pembangunan ekonomi suatu negara hanyalah bentuk dukungan dan kepedulian terhadap anggotanya. Sinergi perekonomian memang harus sampai pada tahap tersebut agar jurang pemisah antara kemiskinan dan kekayaan antarbangsa dan antaraindividu dalam masyarakat tidak terlalu mencolok, bahkan sama sekali tidak ada.
ASEAN didirikan untuk menciptakan kemitraan yang mengikat negara-negara anggotanya dalam semangat persaudaraan dan solidaritas. Artinya, bukan sebagai sarana peningkatan kompetisi ekonomi, tetapi sebagai sarana mencapai kesejahteraan (prosperity) antaranggotanya. Seluruh lapisan masyarakat harus menikmati manfaat dari proses integrasi ekonomi yang dilakukan.
Anggota-anggota ASEAN dapat mempertimbangkan kembali fokus utama organisasi ini. Membuat kesepakatan batasan perannya yang lebih jauh dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah pembangunan ekonomi agar tidak semakin jauh tertinggal dari negara-negara lain diluar keanggotaan. Melalui penekanan pada bantuan dan kerjasama ini, ASEAN tidak hanya menyelesaikan masalah kemiskinan dan kesenjangan, tetapi juga dapat maju bersama dan menonjolkan identitas ASEAN sebagai sebuah organisasi yang berorientasikan asas kekeluargaan.
KESIMPULAN
Sebagai sebuah organisasi negara-negara dikawasan Asian Tenggara, ASEAN menjadi sentra utama penggerak dalam hubungan dan kerjasama antaranggota serta dengan eksternal. Keberadaannya dianggap memfasilitasi kerjasama dan mengintegrasikan perekonomian. Sebagai pemuda ASEAN, aku menginginkan peran lebih organisasi ini dalam melakukan intervensi terhadap masalah pembangunan ekonomi negara-negara anggotanya. Sebab, kemiskinan dan kesenjangan menjadi masalah bersama dan merupakan tujuan ASEAN untuk mengentaskannya.
Asas kekeluargaan dan solidaritas ASEAN harusnya mampu memperdalam intervensinya terhadap permasalahan ekonomi negara-negara anggota. Orientasi utamanya tidak semata kerjasama untuk perekonomian yang lebih baik tapi benar-benar mampu mewujudkan tujuan tertinggi ekonomi, yaitu demi kesejahteraan setiap lapisan struktur masyarakat. Transisi sistem pada suatu negara sebagai dampak terintegrasinya perekonomian melalui ASEAN tentu tidak akan menembus payung konstitusi negara tersebut. Hanya saja ASEAN memiliki fokus peran dalam mendorong ketertinggalan dan penyelesaian masalah-masalah pembangunan ekonomi. Belum cukup hanya dengan bantuan dan kerjasama antaranggota, maka diperlukan adanya mekanisme perekonomian yang tidak berlandaskan pada kompetisi pertumbuhan ekonomi. Dengan terintegrasinya sistem pembangunan ekonomi antarnegara anggota, ASEAN akan menciptakan pembangunan ekonomi yang mengutamakan prinsip kesetaraan. Penajaman intervensi terhadap masalah-masalah pembangunan ekonomi sejatinya akan membuka peluang pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.  Itulah tujuan utama ASEAN, yakni kesejahteraan bersama negara-negara anggotanya dengan menunjukkan kemajuan bersama sebagai sebuah keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar