Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) adalah
sebuah organisasi regional yang bertugas sebagai fasilitator kerjasama
antarnegara Asia Tenggara. ASEAN merupakan bentuk kemitraan dalam hal politik,
ekonomi, keamanan dan sosial budaya yang lebih luas. Indonesia sebagai salah
satu penggagas berdirinya ASEAN pada 8 Agustus 1967 melalui Adam Malik,
tentunya benar-benar mengharapkan banyak hal dari kemitraan yang terjalin
dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sebagai sebuah komunitas
(organisasi), ASEAN diharapkan mampu menjembatani terwujudnya nilai-nilai dasar
kemanusiaan seperti kebebasan, kedamaian, keamanan, keadilan dan kesejahteraan
ekonomi bagi masyarakat masing-masing anggotanya.
Meskipun demikian, ASEAN tidak akan campur tangan
sampai ke bawah payung institusi suatu negara. Negara-negara anggota memiliki
hak untuk menjaga eksistensi nasionalnya masing-masing. ASEAN sebagai sebuah costume unions memiliki fungsi untuk
menghilangkan hambatan perdagangan internasional dan menjamin terintegrasinya
perekonomian di wilayahnya. Integrasi sistem ekonomi tentunya akan tetap
menyentuh payung konstitusi suatu negara. Akibtanya, ada banyak transisi sistem
pada suatu negara yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, ASEAN sangat
penting dalam menjamin transisi yang terjadi tidak serta-merta merevolusi
konstitusi suatu negara.
Layaknya Adam Malik yang mewakili bangsa Indonesia
pada saat menggagas berdirinya ASEAN, pemuda dituntut untuk memiliki semangat
dan pengetahuan yang mendalam mengenai dimensi internasional Indonesia. Sebagai
pemuda Indonesia, aku tentunya berharap banyak pada peran organisasi
internasional dalam mewujudkan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh lapisan
masyarakat negara-negara anggotanya. Karena berdasarkan data Asian Development Bank, peningkatan gini
rasio di negara-negara Asia Tenggara cukup tinggi. Padahal, sejatinya
pertumbuhan ekonomi yang terjadi cenderung stabil dan membaik.
Meskipun penyelesaian masalah kesenjangan merupakan
wewenang pemerintah suatu negara, tetapi ASEAN terlibat dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang baik. Itulah alasannya mengapa ASEAN perlu
meningkatkan perannya dalam mengatasi kesenjangan.
Seperti telah disinggung sebelumnya, berbagai bentuk
kerjasama dalam pengintegrasian sistem ekonomi oleh ASEAN turut mengubah
sistem-sistem yang ada dibawah konstitusi suatu negara. Ditambah lagi dengan
wacana Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang membentuk pasar tunggal dan basis
produksi dengan komponen arus bebas barang dan jasa, investasi dan modal, serta
tenaga kerja terampil. Sejatinya memang dengan terimplementasikannya MEA akan
menciptakan ekonomi regional yang kompetitif, pembangunan ekonomi, dan
integrasi dengan ekonomi global. Pertanyaannya, apakah mampu menciptakan
keadilan ekonomi? Apakah MEA dapat mengatasi masalah pembangunan ekonomi?
Apakah ini berarti bahwa ASEAN akan menjadi sebuah economics unions seperti Amerika Serikat dan negara-negara
bagiannya?
Sebagai
pemuda ASEAN, aku berharap transisi sistem yang terjadi bukanlah sebuah
revolusi. Secara sudut pandang pragmatis, integrasi ekonomi akan menciptakan
proses evolusi dengan variasidan inovasi. Lewat inovasi dan inovasi, masyarakat
akan semakin kompetitif. Tetapi, secara sudut pandang konservatif aka nada
banyak sistem-sistem yang dikorbankan seperti pengetahuan yang dipertahankan
dan aturan lama. Semuanya akan perlahan-lahan berubah seturut dengan
perkembangan inovasi dan variasi. Akibatnya, ekonomi tradisional mungkin akan
ditinggalkan.
Kompetisi ekonomi juga akan menyisihkan banyak orang
dan memperbesar jurang kemiskinan dan kekayaan. Artinya, orang-orang miskin
dengan akses yang rendah terhadap layanan infrastruktur dasar seperti
pendidikan dan kesehatan akan terdepak dari arena kompetisi ekonomi. Sementara
itu, segelintir orang yang telah benar-benar siap dengan kualitas mumpuni akan
menguasai arena kompetisi ekonomi sepenuhnya. Dengan begitu, kesenjangan akan
semakin tinggi dan terus-menerus menjadi masalah pembangunan ekonomi
negara-negara anggota ASEAN.
Pada dasarnya, rencana ASEAN memang bertujuan baik
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan tentunya telah memiliki sistem
institusi yang jelas. Wewenang dan batasannya memang tidak akan sampai
menggoyahkan ideologi suatu negara. Sebab, negara-negara anggota memiliki
sistem institusi yang berbeda-beda sesuai ideologi bangsanya. Hal ini juga
bukan berarti bahwa ASEAN akan mengarah menjadi sebuah economic unions.
Aku ingin ASEAN benar-benar fokus pada perannya
dalam mendorong pembangunan ekonomi yang merata, bukan sebaliknya memperlebar
kesenjangan. Integrasi ekonomi yang dilakukan harus mampu mewujudkan tujuan
ekonomi, yaitu kesejahteraan bagi semua bangsa. ASEAN harus dapat menjadi
sentra kolektivitas dalam penyelesaian masalah kesenjangan agar tidak ada perbandingan
yang menyolok antara negara (masyarakat) miskin dan Negara (masyarakat) kaya.
ASEAN harus mempertajam perannya terhadap permasalahan pembangunan ekonomi
negara-negara anggota, bukan semata-mata menekankan kompetisi ekonomi.
Intervensi ASEAN sebenarnya sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah
pembangunan ekonomi. Harmoni hubungan kemitraan antaranggotanya harus sampai
pada sebuah kepedulian satu dengan yang lain. Sebab, kesenjangan bukanlah hanya
masalah satu bangsa saja, melainkan semua bangsa.
Lingkup regional ASEAN pada dasarnya harus sampai
pada hubungan kepedulian diantara masing-masing anggotanya. Kepentingan
kesejahteraan berbagai lapisan struktur masyarakat suatu bangsa mesti
ditempatkan sebagai pilar utama pembangunan ekonomi secara kolektivitas oleh
bangsa-bangsa. Bentuk-bentuk intervensi yang dilakukan dapat berupa penguatan
pembangunan infrastruktur dasar seperti pendidikan, kesehatan demi meningkatkan
kualitas serta daya saing tiap individu. Misalnya, melalui MEA dialokasikan
tenaga pengajar yang kompeten hingga ke daera-daerah terpencil. Negara yang
memiliki keunggulan bidang tertentu kiranya dapat bersikap lebih peduli
terhadap kekurangan yang ada pada negara-negara yang memiliki kelemahan dalam
bidang tertentu. Dengan begitu akan menciptakan proses timbal balik yang
benar-benar mampu menyelesaikan masalah pembangunan ekonomi masing-masing
negara anggota.
Hal itu memang tidaklah mudah karena seperti
sebelumnya telah di katakan bahwa setiap negara memiliki hak dan wewenangnya
masing-masing sesuai ideologi bangsanya. Untuk itulah ASEAN perlu mempertegas
aturan-aturan yang ada dan mensinkronisasi sistem-sistem antarbangsa
anggotanya. Fokus batasannya ialah membantu menyelesaikan masalah-masalah
pembangunan ekonomi, bukan masuk ke dalam sistem konstitusi suatu negara. Bukan
dengan maksud untuk menghilangkan peran kemandirian suatu negara untuk
menyelesaikan permasalahan bangsanya. Tetapi, pentingnya intervensi ASEAN dalam
masalah pembangunan ekonomi suatu negara hanyalah bentuk dukungan dan
kepedulian terhadap anggotanya. Sinergi perekonomian memang harus sampai pada
tahap tersebut agar jurang pemisah antara kemiskinan dan kekayaan antarbangsa
dan antaraindividu dalam masyarakat tidak terlalu mencolok, bahkan sama sekali
tidak ada.
ASEAN didirikan untuk menciptakan kemitraan yang
mengikat negara-negara anggotanya dalam semangat persaudaraan dan solidaritas. Artinya,
bukan sebagai sarana peningkatan kompetisi ekonomi, tetapi sebagai sarana
mencapai kesejahteraan (prosperity) antaranggotanya.
Seluruh lapisan masyarakat harus menikmati manfaat dari proses integrasi
ekonomi yang dilakukan.
Anggota-anggota ASEAN dapat mempertimbangkan kembali
fokus utama organisasi ini. Membuat kesepakatan batasan perannya yang lebih
jauh dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah pembangunan ekonomi agar
tidak semakin jauh tertinggal dari negara-negara lain diluar keanggotaan. Melalui
penekanan pada bantuan dan kerjasama ini, ASEAN tidak hanya menyelesaikan
masalah kemiskinan dan kesenjangan, tetapi juga dapat maju bersama dan
menonjolkan identitas ASEAN sebagai sebuah organisasi yang berorientasikan asas
kekeluargaan.
KESIMPULAN
Sebagai sebuah organisasi negara-negara dikawasan
Asian Tenggara, ASEAN menjadi sentra utama penggerak dalam hubungan dan
kerjasama antaranggota serta dengan eksternal. Keberadaannya dianggap
memfasilitasi kerjasama dan mengintegrasikan perekonomian. Sebagai pemuda
ASEAN, aku menginginkan peran lebih organisasi ini dalam melakukan intervensi
terhadap masalah pembangunan ekonomi negara-negara anggotanya. Sebab,
kemiskinan dan kesenjangan menjadi masalah bersama dan merupakan tujuan ASEAN
untuk mengentaskannya.
Asas kekeluargaan dan solidaritas ASEAN harusnya mampu
memperdalam intervensinya terhadap permasalahan ekonomi negara-negara anggota.
Orientasi utamanya tidak semata kerjasama untuk perekonomian yang lebih baik
tapi benar-benar mampu mewujudkan tujuan tertinggi ekonomi, yaitu demi
kesejahteraan setiap lapisan struktur masyarakat. Transisi sistem pada suatu
negara sebagai dampak terintegrasinya perekonomian melalui ASEAN tentu tidak
akan menembus payung konstitusi negara tersebut. Hanya saja ASEAN memiliki
fokus peran dalam mendorong ketertinggalan dan penyelesaian masalah-masalah
pembangunan ekonomi. Belum cukup hanya dengan bantuan dan kerjasama
antaranggota, maka diperlukan adanya mekanisme perekonomian yang tidak
berlandaskan pada kompetisi pertumbuhan ekonomi. Dengan terintegrasinya sistem
pembangunan ekonomi antarnegara anggota, ASEAN akan menciptakan pembangunan
ekonomi yang mengutamakan prinsip kesetaraan. Penajaman intervensi terhadap
masalah-masalah pembangunan ekonomi sejatinya akan membuka peluang pertumbuhan
ekonomi yang semakin baik. Itulah tujuan
utama ASEAN, yakni kesejahteraan bersama negara-negara anggotanya dengan
menunjukkan kemajuan bersama sebagai sebuah keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar