DEFINISI
Institusi merupakan aturan buatan manusia yang
digunakan untuk membatasi perilaku dan sikap sewenang-wenang dalam interaksi
antarmanusia. è
ada beberapa aturan yang mungkin merugikan kesejahteraan umum, kebebasan dan
nilai-nilai kemanusiaan, serta sistem yang dapat menyebabkan penurunan social
ekonomi.
èKelembagaan memfasilitasi agar hal yang kacau dapat
dengan mudah dipahami dan menjadi sistematis àkepercayaan dan keyakinan akan mengurangi biaya
koordinasi
Kelembagaan dari aturan dan seluruh
sistem pemerintah yang dibentuk oleh pengalaman jangka panjang manusia.
ð Kelembagaan internal à pengalaman sebagai manusia,misalnya moral, norma,
tata karma, adat, budaya dan kebiasaan ( hukum alam).
ð Kelembagaan
eksternalàaturan
yang dirancang dan ditetapkan oleh suatu yang memiliki kewenangan resmi serta
sifatnya memaksa ( hukum yang berlaku/harus ditaati)
Contoh kelembagaan internal dan
eksternal saling melengkapi à Undang-Undang mendukung moralitas masyarakat, adat,
budaya dan tata karma. Pembedaan anatara kelembagaan internal dan eksternal
bergantung pada asal-usul aturan tersebut.
èterori
kelembagaan menjelaskan, menggambarkan munculnya dampak dan cara mengubah
aturan-aturan agar dapat membantu/berkontribusi terhadap suatu kebijakan.
Ekonomi kelembagaan berkaitan dengan dua hubungan,
yakni kehidupan ekonomi dan kelembagaan. Perhatiannya pada dampak kelembagaan
pada perekonomian serta pengembangan kelembagaan dalam pengalaman perekonomian.
Ekonomi kelembagaan juga sebagai analisis dampak aturan kordinatif serta
penegakannya
èKebijakan publik adalah pencarian sistematika dengan
politik, secara kolektif untuk tujuan tertentu, biasanya melibatkan pemerintah,
perwakilan perusahaan/industry dan individu.
Historis Ekonomi
Kelembagaan
Kelembagaan dan seluruh sistem aturan dibentuk oleh
pengalaman jangka panjang manusia
Istilah “Scottish
Enlightenment” mengacu pada filsuf moral dan ekonomi (seperti David Hume
dan Adam Smith). Mereka mengeksplorasi yang menjadi dasar fungsi kelembagaan
pada kebutuhan ekonomi kapitalis, yaitu aturan hukum, kepemilikan pribadi dan
kebebasan untuk melakukan kesepakatan.
Austrian
economics à sebuah tradisi analisis yang dimulai pada abad
ke-19, sekarang mempengaruhi bisnis dan pembuat kebijakan. Berlandaskan pada :
ð Metodologi individualism à
menjelaskan fenomena ekonomi dengan tindakan atau tidak dari individu yang
mencoba memperoleh informasi yang mahal dan berguna serta digunakan untuk suatu
tujuan.
ð Subjektisme à keputusan orang/persepsi dari sebuah realita oleh
karena keunikan yang dimiliki, aspirasi, pengetahuan, penilaian biaya dan
keuntungan, serta bertindak berdasarkan rasionalitas kepentingan pribadi.
ð Tindakan ekonomi cenderung memiliki banyak dampak
yang tidak diingankan dan diduga.
Austrian
economist memusatkan bagaimana
orang-orang mongkoordinir keinginan individu dan kelembagaan berkembang
sehingga orang bisa lebih baik menanggulangi tercapainya tujuan pribadi mereka
bahkan ketika tidak memiliki pengetahuan.
Freibuirg School di Jerman melihat, masyarakat dengan partai politik,
kepentingan diri sendiri, kepentingan birokrasi dan organisasi.
Ronald Coase èpilihan ekonomi publik àkompetisi antar kelompok dan wilayah hukum
menyebabkan evolusi dari masyarkat dan aturan perusahaan yang lebih ramah,
seperti hak milik, proses hokum dan aturan hokum.
Evolutionary
economic è fokus pada proses perubahan dan kemajuan pasar, àrestrukturisasi dan inovasi melalui persaingan,
bukan pada statistik harga keseimbangan (equilibrium) yang menjadi fokus utama
pada pemikiran ekonomi neoklasik. Sistem harus membiarkan individu mencoba
dengan ragam, memilih dan meniru dari apa yang menurut mereka berharga/penting.
Pertanyaan diperdalam:
Apakah peran institusi selalu memfasilitasi dan
menjamin agar suatu sistem perekonomian
akan berjalan dengan baik? Jika tidak, bagaimana agar institusi tersebut
menjalankan perannya, perlukah kelembagaan yang berlandaskan hukum dengan
konsekuensi berat ?
Andi
Suryadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar